Siti Sonia Aseka
Palembang, 16 Maret 2019
"Perempuan adalah bulan; senantiasa menemani kala mentari yang bersinar terang itu lelah menyinari."
Matahari dengan Bulan.
Saling berbagi, saling memberi, sinergi.
Saat yang satu pergi, maka yang lain rela menjadi pengganti, tak membanding siapa lebih besar dari siapa, atau siapa paling terang dari siapa, juga menuding soal, "Ini cahaya milikku bukan kau."
Mereka seolah menulis ulang semesta untuk satu sama lain. Agar tak ada hukum apapun yang mampu memisahkan, biar tak ada penjara yang harus mereka rasakan.
Barangkali.
Tapi, semua rekayasa dalam bahasa paling indah itu hanya sekedar picisan yang disukai banyak orang, bahkan dijadikan pilihan untuk memperhalus istilah pembagian peran antara laki-laki dengan perempuan.
Padahal, tanpa banyak menyinggung kesetaraan yang jadi keributan serta memicu ricuh perdebatan, kita semua mampu menakar sendiri, apa sih tugas kita dan sesuatu macam apa yang mampu kita jadikan tolok ukur keberhasilan atas aksi, lantas menyulut reaksi?
Maka, mari kita uraikan satu per satu, sebagai perempuan, sebagai manusia yang punya hak untuk memenuhi kewajiban sebelum menuntut dan memaksakan kehendak.
1. Jadilah perempuan merdeka sebelum segala sesuatu. Tidak dijajah oleh paham bahkan doktrin tertentu. Punya hati nurani, gunakan! Sudah menetapkan pilihan? Bersetialah. Jangan gamang, lurus dan jalankan saja.
2. Mandiri! Jangan terbiasa menunggu bantuan dan berlindung atas dasar kelemahan. Kita punya kekuatan, kita bisa bila mau. Jangan jadikan sedikit hambatan sebagai besaran pemberhentian.
3. Jangan manja! Lakukan apa yang dapat dilakukan, tidak terantuk kemalasan apalagi ketergantungan. Malu sama kucing.
4. Please, stop menye-menye. Kita tangguh, tidak perlu memerdukan suara apalagi sengaja dilembut-lembutkan untuk menarik perhatian.
5. Jangan selalu pakai hati! Tolonglah, kemerdekaan bangsa ini tidak lahir dari rasa tidak enak dan takut menyinggung lawan. Selagi benar, hantam saja.
6. Kenali kapasitas diri, agar tidak terkesan menahan dan berlebihan. Semaksimalnya, terus ditingkatkan, TIDAK berusaha sampai mati-matian, berdarah-darah.
7. Love, face and speak yourself!
8. STOP jadi perempuan ribet dan menyusahkan! Framing semacam ini nih, yang membuat perempuan sulit mendapat tempat. Mari perlahan kita hapuskan anggapan demikian. Mau kelihatan cantik itu manusiawi sekali, tapi kalau jadi tampak ribet dan malah menyusahkan diri sendiri, mending pikir-pikir lagi.
9. Learning by doing, jangan banyak tanya, bikin pusing! Ketika akan melakukan sesuatu, plisss... Perhatikan dulu, baru tanyakan. Jangan mulut berkicau, tapi gerak nol besar.
10. Kalau suka lakukan, kalau tidak tinggalkan. Jangan jadi beban orang-orang. Jangan menyita ruang pikir sesama, cukup dirasakan oleh diri sendiri saja.
11. Jangan pernah jadi sok kuat. Lagi sakit, ngaku sajalah! Jaga diri, minum obat, istirahat. Jangan mengharap sembuh tanpa berbuat apa-apa dan malah makin menyiksa diri sendiri.
12. Banyak mendengar, lalu tulis dan ciptakan panggung untuk bicara
13. Wibawa itu segalanya. Pencitraan apa lagi. Tapi yang terpenting adalah jadi diri sendiri
14. Don't ever try to copying anyone! Ini menyebalkan sekali, serius.
15. Temukan cahayamu sendiri, jangan coba-coba mencuri cahaya milik orang lain.
16. Jangan puas dengan sekedar menjadi bayangan. Tunjukkan pesonamu, pada tempat dan waktunya
17. Role model? Boleh saja. Asal tidak mengikis habis dirimu yang sesungguhnya
18. Jadi sukses, kaya, pintar dan diidamkan itu bagus. Tapi lebih penting ketika menjadi orang baik. Attitude beats tallent!
19. Di rumah, jadilah seorang anak, saudara, kakak, adik, bahkan istri. Di kampus, jadilah pelajar, aktivis dan penggiat perubahan. Di lingkungan masyarakat jadilah berguna dan berharga.
20. Punya prinsip itu wajib! Harus memiliki pendirian, jangan gampang digoyang!
21. Jangan sering jaim-jaim, bisa bikin mati!
22. Setiap pergaulan punya batas, setiap jauh pasti punya dekat. Intinya, jangan berlebihan terhadap beberapa orang dan kekurangan pada beberapa yang lain. Anggap semua orang sama rata. Cukup.
23. Pilih-pilih teman itu sesuatu yang harus mulai dijadikan kebiasaan
24. Yuk, mulai temukan tempat terbaik lalu berhenti mencari-cari dengan melanglang kesana kemari. Tidak capek, apa?
25. Baca, baca, baca! Hari gini malas baca? Omonganmu sekedar karbondioksida saja, dong?
26. Eh, cuek ternyata dibutuhkan juga, loh.... Karena keseringan meletakkan hati memiliki kemungkinan besar untuk disakiti.
27. Sesekali, cobalah bercermin, cari kesalahan dan kekeliruan diri, niatkan untuk berubah lalu mulai berbenah. Sebelum kritik orang lain menghampiri dan melukai hati. Tidak ada yang siap disalahkan, tidak ada yang bersedia dihakimi.
28. "I'm sorry I'm bad. I'm just the way I am." Dianggap buruk? Dikritik? Ah, biasa! Jalan terussss....
29. Singkirkan kebaperan, bangun kesehatan logika!
30. Melindungi dan mendukung sesama perempuan itu wajib! Asal jangan melanggar rambu-rambu saja, ya....
31. Mahalkan perhatian, tunjukkan kepedulian, tingkatkan kepekaan, demi kemajuan bersama.
Fiuh....
Banyak, ya?
Iya.
Harus dipatuhi semua?
Harus.
Sebab, menjadi perempuan seutuhnya dengan segala tanggung jawab tertunaikan tuntas adalah tujuan dari setiap langkah dan kebaikan pilihan.
"A good road leads to the beautiful destination."
Ini jalan kita.
Tujuannya? Ya surga.
Selagi diberi ruang, berkaryalah. Selagi memiliki tempat, manfaatkan sebaik dan sebisanya.
Awas, jangan terlena.
Segala sesuatu tidak akan bertahan dan berlangsung selamanya.
Mari jadi perempuan hebat.
Buat mereka mendekat tanpa pandang pangkat.
Berwawasan sehat, berjiwa kuat, tidak bikin orang-orang muak.
Let me ask you, "how are you? How was your day?"
I hope you will always be fine, as always.
A long day, isn't it?
Sabtu, 16 Maret 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Miskonsepsi Pernikahan Dini dan Menikah Muda
Miskonsepsi Pernikahan Dini & Menikah Muda Oleh: Siti Sonia Aseka Pernah salah sangka soal narasi nikah muda, nggak? Bertahun lalu, saya...
-
Jadi, pada senja yang nyaris rebah itu, ku telusuri jalanan padat lagi sempit. Demi satu porsi Gelato yang habis ditelan ingin, pada mas...
-
Urgensi Kemahiran Berbahasa Inggris di Era Modernisasi dan Globalisasi Sejak abad ke-18, bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa Internasio...
-
Miskonsepsi Pernikahan Dini & Menikah Muda Oleh: Siti Sonia Aseka Pernah salah sangka soal narasi nikah muda, nggak? Bertahun lalu, saya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar