Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Kunjungi laman Blogger Perempuan dan baca tulisan saya melalui link berikut

Senin, 03 Desember 2018

Hidup (dan) Saya

Jadi, karena beberapa waktu belakangan banyak sekali hal yang terjadi, dan kepala saya jujur saja tidak bisa menampung segalanya dengan baik (karena saya juga tidak terlalu suka banyak bercerita tentang detail kisah pada orang-orang), saya memutuskan untuk menuliskan beberapa keping yang semoga tidak disatukan dengan cara yang salah oleh siapapun yang membaca.



1. Kenapa banyak manusia malah makin tertantang ketika dilarang?
Karena sifat alami manusia adalah bangga dalam penaklukan. Ketika ia mampu menyelesaikan sesuatu, ketika ia dapat melakukan banyak hal entah yang baik atau buruk, saat ia bisa memamerkan hasil dari jerih payah jemarinya pada banyak orang dan mendapat pengakuan, ia akan merasa menjadi manusia paling luar biasa dan terhebat yang pernah ada.

2. Kenapa banyak orang tidak suka dikekang?
Saya pun tidak suka dikekang sama sekali. Sebagai manusia yang terlahir merdeka, jelas kita semua sepakat untuk berbuat sesuka dan sebebas yang kita inginkan. Tapi, merdeka yang benar adalah dengan tetap tunduk dan patuh pada satu kuasa; Allah. Kita mungkin bisa membalikkan badan, menutup telinga bahkan mata pada manusia, namun kepada Allah, kita tidak pernah mampu untuk bersikap seolah tidak tahu.

3. Senioritas?
Saya lebih suka menyebutnya tata krama. Kita bisa menghormati orang lain sekedarnya, asal tidak melebihi rasa hormat kita terhadap Allah. Kaum muda identik dengan sopan santun yang memudar, beralasan bahwa dunia ini tidak dihuni untuk merendahkan kepala terhadap manusia, tidak dibuat untuk membungkuk dan bermuka dua terhadap yang lebih tua. Namun, kita harus mengerti, bahwa bahkan Rasul pun menaruh kerendahan hati dan menjunjung tinggi tata krama terhadap sosok-sosok yang lebih tua dalam segi usia dibanding dirinya. Lantas, mengapa kita tidak?

4. Hanyut dalam kesibukan yang menyiksa atau diam dalam kelapangan yang membuat resah?
Sibuk. Sibuk. Sibuk.
Saya tidak pernah bisa diam dalam waktu yang lama tanpa melakukan apa-apa. Give me jobs, please! Haha....

5. Pengabaian manusia?
Sejak awal, saya tidak pernah menaruh ekspektasi atau harapan apapun pada manusia sejak pertama kali bertemu dengan siapa saja. Karena dulu sekali saya pernah dilempar sampai nyaris berguling-guling oleh kenyataan, dan itu menyakitkan. Jadi, ketika diabaikan, saya hanya akan tersenyum dan menggumam, "Cukup tahu."
Marah? Kecewa? Tidak.
Hanya sekedar, "Cukup tahu." selamanya.

6. Dendam?
Entah orang lain, tapi saya tidak. Saya hanya tidak akan lupa. Itu saja.

7. Membalas atau Let It Flow?
Let it flow, lebih baik. Yang sepakat bisa makan di kantin terdekat. Disponsori oleh dompet masing-masing. *Garing
Untuk apa mengotori tangan kita demi membalas keburukan orang lain. Toh, ketika kita bersikap bodo amat, hidup akan terasa lebih menenangkan.

8. Wanita karier atau ibu rumah tangga?
Wanita karier.
Karena saya tumbuh dalam keluarga yang seperti itu dan saya telah sangat akrab dengan kesibukan yang menyenangkan dari orang-orang di sekitar.

9. Jadi anak rumahan karena mager atau...?
Mager. Malas melakukan segala sesuatu yang tidak mendesak, apalagi sekedar jalan entah ke mana. Mending di rumah dan produktif. Produktif balas chat WhatsApp juga salah satunya, jangan salah sangka.

10. Wattpad atau Blog?
HECK!
BOTH OF COURSE!

11. Kenapa selalu ada uname Instagram di seluruh quotes yang dibuat?
Percaya atau tidak, karya saya di zaman SMP pernah di plagiat oleh orang lain. Pada saat itu saya tidak ambil pusing karena merasa saya juga cuma nulis karena suka, bukan untuk diseriusin. Tapi, semakin lama plagiarisme ternyata makin berkembang dan saya yang saat itu fokus untuk test masuk Sekolah Menengah Atas sedang sibuk-sibuknya menyiapkan diri, lantas memutuskan untuk vakum sejenak. Begitulah, agak rumit. Semakin dewasa, saya merasa bahwa yang namanya hak cipta memang amat sangat penting. So, taulah sendiri ya, kalau posting hasil karya orang, sertakan sumber yang jelas. Jangan asal comot.

12. Tentang lincah?
Saya lincah, dulu. Sekarang? Masih. Tapi, saya tahu bahwa tidak semua orang mampu menerima kelincahan saya. Lantas, saya mulai membatasi segalanya, dengan pedoman, "Karena terlalu lincah memiliki peluang lebih besar dan sangat mungkin untuk terbuang." Jadi, saya sebisa mungkin menahan diri.

13. Hal yang nampak repot-repot akhir-akhir ini adalah hal yang disukai?
Tentu. Saya menyukai segala hal tentang apa yang saya lakukan dan segala yang saya pikirkan. Percayalah, ketika kamu melakukan sesuatu yang kamu sukai, lelah, penat, letih, akan terganti dengan kepuasan ketika segalanya berakhir baik.

14. Definisi 24 jam dalam sehari?
Saya membagi diri saya menjadi banyak peran; mahasiswa, seorang anak, seorang mbak, pembimbing, penulis, pendidik, seorang perempuan, dan manusia yang kebetulan aktif di suatu tempat. Jadi, dua puluh empat jam saya adalah menjadi sisi-sisi itu, dengan seadil-adilnya.

15. Pusat perhatian atau memusatkan perhatian?
Fokus pada tujuan.

16. Syarat memilih lagu?
Ballad, punya arti yang bagus, suara penyanyinya sesuai dengan yang saya harapkan.

17. Sesuatu yang tiba-tiba menggelitik logikamu?
WOW, IT'S DECEMBER!

___

Indralaya, 3 Desember 2018
Siti Sonia Aseka

6 komentar:

  1. Crash di bbrp titik
    😂 wajar aku tak membaca ini seperti blog komedi kan

    BalasHapus
  2. son riquest, coba bahas satu masalah husus dan rinci,boleh yo

    BalasHapus
  3. Wkk nice. Klik like, jgn lupa subscriber dan aktifkan lonceng

    BalasHapus

Miskonsepsi Pernikahan Dini dan Menikah Muda

Miskonsepsi Pernikahan Dini & Menikah Muda Oleh: Siti Sonia Aseka Pernah salah sangka soal narasi nikah muda, nggak? Bertahun lalu, saya...