Bagi para pengelana, tebing curam, lautan berombak tinggi, hingga badai melibatkan angin dan hujan menumbangkan pohon-pohon, adalah cita rasa hidup yang harus tetap dilalui meski raga kelelahan serta jiwa meronta enggan.
Padang pasir bahkan hutan rimba sekali pun memiliki karpet merah demi mengizinkan siapa saja masuk. Gelombang panas dan udara beku menggandeng tangannya demi menuntun mereka tetap bergerak maju.
Dari sekian perjalanan, tak sedikit dari kita bertemu di pertigaan, perempatan, puncak gunung, tepi pantai, salah satu ruang pada gedung pencakar langit, atau kebetulan mampir pada rumah-rumah ibadah. Berdiri dalam barisan yang sama, duduk di satu bangku panjang, atau malah mengantri demi sebuah kesempatan vertikal berbincang dengan-Nya. Gema beduk ditabuh, lonceng berdenting, hingga aroma dupa yang dibakar. Terlihat berbeda, tampak bertolak belakang. Namun, sama-sama tahu harus berbuat apa; menunduk, merapal doa-doa, menginsyafi dosa dan memeluk harapan tentang satu muara; pengampunan.
Palembang, 3 Februari 2021
Siti Sonia Aseka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar