Kenapa disebut Virus Merah Jambu?
Berdasarkan ilmu medis, Virus adalah agen infeksi berukuran kecil yang bereproduksi di dalam sel inang yang hidup. Ketika terinfeksi, sel inang dipaksa untuk menghasilkan ribuan salinan identik virus asli dengan cepat. Virus tidak memiliki sel, sehingga pembentukan virus-virus baru berlangsung dalam sel inang yang terinfeksi.
Merah jambu sendiri identik dengan perasaan romansa dan melibatkan aksi sampai reaksi.
Secara sederhana, Virus Merah Jambu ialah agen infeksi yang menyerang hati, dan lama kelamaan memaksa untuk menghasilkan ribuan salinan identik euforia hingga berkali lipat. Inilah mengapa, seseorang yang jatuh cinta, selalu punya pemakluman, pengecualian, hingga pengabaian terhadap apa-apa yang dianggapnya benar, walau orang lain mengatakan salah. Seperti istilah, "Dua orang yang paling sulit menerima nasihat adalah pendukung partai politik dan manusia yang tengah jatuh cinta."
Cinta adalah kecenderungan rasa untuk mengejar kesenangan yang kekal di dalam hati. Tanda-tanda bahwa kita mencintai sesuatu atau seseorang menurut Ibnu Qayyim adalah: pertama, menyenangi atau mencintai apa yang dicintai oleh kekasihnya. Kedua, bersiap dan rela untuk melakukan pengorbanan. Ketiga, selalu mendahulukan sang kekasih daripada apapun dalam kondisi bagaimanapun.
Ibnu Qayyim pernah berkata, "Seseorang tidak dapat membagi-bagi cintanya secara adil." Prinsip ketunggalan cinta ini diterapkan oleh Ibnu Qayyim dalam kecintaan kepada Allah semata. Ucapannya mengenai hal ini berbunyi, "Dalam kalbu seseorang tidak mungkin terdapat dua cinta. Demikian halnya di langit tidak terdapat dua Tuhan."
Maka ketika Virus Merah Jambu menyerang, manusia berbondong-bondong mencari pembenaran demi melanggengkan kesenangannya. Yang berbahaya adalah, VMJ bisa menjadikan seorang insan melakukan hal-hal yang dilarang. Misal, mulai bertabaruj atau berlebih-lebihan. Bisa jadi dalam hal berdandan, berpakaian, berbicara, dan sebagainya. Lalu coba-coba melakukan ikhtilat atau bercampur baur tanpa disertai dengan menundukkan pandangan, berulang-ulang, berkelanjutan, hasilnya; nyaman. Kemudian tak dapat dihindari berlanjut pada khalwat atau berdua-duaan. Di dalam benak suspect, tentu ia merasa benar dan tidak melakukan kesalahan.
Padahal sudah jelas di dalam Islam, "Jangan sekali-kali seorang lelaki menyendiri (khalwat) dengan wanita kecuali ada mahramnya. Dan janganlah seorang wanita bepergian kecuali bersama mahramnya." (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Ibnu Majah, Tabrani, Baihaqi, dan lain-lain).
Apa bahaya dari segala tindakan di atas? Sudah pasti barang tentu, ialah Zina. Nauzubillah.
Virus Merah Jambu sudah terjadi jauh sebelum Virus Corona dan virus-virus berbahaya lain eksis di muka bumi. Pelakunya, datang dari berbagai lapisan dan lini. Sebabnya, jelas karena kelalaian dalam menjaga dan melindungi hati, iman sedang lemah, futhur, kurang menerima suplemen, lantas berakibat pada semakin lemahnya ruhiyah dan semangat untuk selalu beribadah pada Allah SWT.
Lantas ada yang berkata, "Lho, memang mencintai itu salah ya? Bukankah VMJ lebih baik daripada benar-benar berpacaran."
WAH, GAWAT pemikiran begini!
Seperti yang saya sampaikan di awal, dalam Virus Merah Jambu ada aksi dan reaksi. Kalau sekadar cinta saja dalam diam, dengan semakin menjaga diri, meningkatkan ruhiyah, tak mau dimanipulasi setan, itu bagus.
Tetapi yang digaris bawahi adalah saat seorang hamba mencintai hamba-Nya yang lain, lalu mencari dan menghalalkan segala cara untuk mendekati dan membuat kekasih yang ia damba melakukan hal yang sama sepertinya.
Ingat, pacaran merupalan implementasi. Tetapi perilaku dari berpacaran bisa dilakukan siapa saja tanpa status pacaran sekalipun.
Orang pacaran, berdua-duaan dengan pacarnya.
Orang yang kena VMJ, berdua-duaan juga, bedanya kalau ditanya, "Antum tadi jalan dengan siapa?" Jawabnya adalah, "Ah, teman doang."
Ngenes, woi!
Apa bedanya? Tidak ada. Sama-sama dosa, sama-sama mendekati zina!
Masih mau mencari-cari pembenaran lagi?
Yang juga membuat miris adalah saat perilaku ini menyebar dan mulai diwajarkan. Seolah pada menutup mata nih orang-orang. Bahkan sampai ada yang menyamakan perilaku menyimpang berlandaskan VMJ sebagai, "Ikhtiar dalam mencari jodoh."
LUAR BIASA!
Memang dunia sudah gila!
Astahghfirullah…
Nauzubillah…
Jangan ya, cantik, ganteng.
Jangan takut nggak dapat jodoh. Jangan sampai kegigihan dan harapan kita demi mendapatkan manusia, menjadikan diri lupa untuk bertaqwa kepada Allah.
Sudah-sudahlah, jadi-jadilah.
Berhentilah!
Bertaubat kepada Allah.
Puasa, tahan hawa nafsu.
Berdoa, aktualisasi diri. Jangan terlampau sibuk dengan misi, "Menikah sebelum tahun berganti." Cukup, ya ukhti, ya akhi.
Tugas kita banyak; berdakwah, menebar kebaikan, menanamkan manfaat. Menjadi sebaik-baik makhluk.
Jangan direcoki dengan penyakit-penyakit dan perilaku tak perlu.
Sekian.
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar