“Kita hanya lelah, atau sebenar
menyerah?”
Kawan,
masih ingatkah saat pertama kita jumpa?
Dibawah
pohon rindang tua, dalam sebuah lingkaran cinta.
Lantas,
kita sepakat berjuang dan melalui segalanya bersama-sama.
Dengan
deklarasi sempurna, semangat luar biasa.
Lalu, satu bulan terakhir, kita
melalui lebih banyak dan lebih dalam dari kisah-kisah sebelumnya.
Setiap
hati tentu pernah merasakan luka.
Tiap-tiap
kepala tentu pernah berpikir untuk berlari saja.
Semua
komponen antara keinginan dan sisi melankolis bersatu dan membentuk
karakter-karakter baru; tangguh tanpa diminta.
Kita
kehilangan harapan dan punggawa terbaik, tentu.
Lantas
kehilangan seperti apa lagi yang mampu membuat jiwa yang kuat itu melebur
bersama waktu?
Tekanankah?
Air
matakah?
Atau
malah sisi mencari aman saja, kemudian melupa semua yang sebenarnya membekas
sepanjang kepala berputar ke segala arah.
Semoga
hari ini hati kita dilapangkan.
Sebab
syukur selalu datang sepaket dengan ikhlas dan sabar.
Takkan
tertinggal di langit salah satunya.
Semoga
bangkit kita diizinkan oleh semesta.
Satu
bulan selalu masih seperti kemarin.
Hari
dimana tubuh menggigil antara takut dan cemas.
Antara
tanggung jawab dan kesadaran sebagai sesama manusia.
Air
mata yang berakhir dengan mengering sebelum jatuh dan mengudara.
Tawa
yang lenyap tanpa pernah tau apa awalnya.
Sesuatu
yang dipaksa berakhir sebelum waktunya.
Namun,
kita tentu sepakat bahwa apapun yang telah dimulai, berhak atas akhir terbaik.
Dan
kita telah berada ditengah-tengah perjalanan.
Jangan
berhenti sebelum sampai tujuan.
Disana
masih ada pundak-pundak yang butuh dikuatkan.
Hati
yang menanti, penuh harap dan cemas.
Mata
yang entah telah meneteskan air mata ke berapa kali.
Mulut
yang lelah mengadu mengapa.
Mereka
sendirinya tengah berusaha mengobati luka yang menganga.
Lantas
dimanakah posisi kita?
Kitalah
obat sekaligus punggung yang mereka nantikan hadirnya.
“Lemahlah bagi yang ingin lemah.
Mundurlah bagi yang tak kuat
bertahan.
Silahkan bagi yang ingin mengalami
kefuturan.
Sekiranya semua sepakat berhenti
mengusung kemuliaan ini,
Aku akan tetap disini bersama
Rabb-ku
Hingga kemenangan menjadi nyata
Dan syahid memuliakanku.” (Sayyid
Quthub)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar