Bertahun mengarungi hamparan bunga,
tidakkah bagimu aku satu dari sekian tangkai di sana?
Seperti dia, begitu terang mengakui aku sang mawar anti layu....
Bukankah terdengar drama?
Jangan pinta aku menunggu,
atau memohon uluran tangan padaku,
sebab, harusnya kamu tau...
melangkah mendekat,
tersenyum menawan,
atau menatap dalam sama sekali bukan caraku.
Aku terbiasa merentang,
tak takut lekang,
berani menerjang,
tak kenal pantang
Ironi adalah,
Kamu mengenalku
namun, tak bisa memahami segala resiko dari ungkapan, "inilah aku."
Aku tak memintamu datang,
tak memaksamu menetap, tinggal,
tak ingin menjadi pengekang.
Bahwa dalam langkahmu,
di setiap jalan yang kau pilih itu,
tanpa aku harus repot berlaku,
harusnya kamu sisipkan satu harap.
Tak harus panjang,
apalagi lebar...
cukup namaku.
Sederhana, kan?
Kamis, 30 Agustus 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Miskonsepsi Pernikahan Dini dan Menikah Muda
Miskonsepsi Pernikahan Dini & Menikah Muda Oleh: Siti Sonia Aseka Pernah salah sangka soal narasi nikah muda, nggak? Bertahun lalu, saya...
-
Jadi, pada senja yang nyaris rebah itu, ku telusuri jalanan padat lagi sempit. Demi satu porsi Gelato yang habis ditelan ingin, pada mas...
-
Urgensi Kemahiran Berbahasa Inggris di Era Modernisasi dan Globalisasi Sejak abad ke-18, bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa Internasio...
-
Miskonsepsi Pernikahan Dini & Menikah Muda Oleh: Siti Sonia Aseka Pernah salah sangka soal narasi nikah muda, nggak? Bertahun lalu, saya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar