Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Kunjungi laman Blogger Perempuan dan baca tulisan saya melalui link berikut

Selasa, 09 Juni 2015

Cerpen (Gerimis)


GERIMIS
(SITI SONIA ASEKA)

            Tiada lagi kita. Ketika bertemu kau, yang buru-buru ku lakukan adalah memalingkan wajah. Bertindak seolah tak menyadari hadirmu, apalagi sampai tertangkap basah sedang menatapmu lama. Padahal, ada banyak kata yang ingin ku urai dan ada begitu banyak tanya yang menuntut untuk segera temukan jawabnya.
            Situasi yang berbeda ini faktanya menamparku keras-keras. Bahwa sebenarnya, bagimu rasa itu benar-benar telah sirna. Hanya sisa aku yang masih kesulitan untuk memulai lagi dari bawah. Masih bisa ku rasakan nyaman yang damai ketika secara tak sengaja mendengar namamu, atau ketika kita tanpa sadar saling menatap walau hanya sekejap.


            Senja yang hangat di Moonsun. Ice coffee yang sejak tadi menemaniku sudah menyusut setengah. Jalanan nampak lengang, membuat mata ini di dera bosan yang amat sangat. Eternal Sunshine dari KyuHyun Super Junior di balik headsetku sudah berulang kali terputar. Tak jauh berbeda dengan kondisi di luar, Moonsun juga hampir sama lengangnya. Hanya ada aku dan dua orang pria bule yang sedang bercakap-cakap seru dari sisi lain ruangan.
            Ini adalah kali pertama ku datangi Moonsun seorang diri. Biasanya, aku selalu datang bersama Natan. Pria yang selama dua puluh dua hari terakhir berusaha ku lupakan benar-benar. Sepi yang hadir ini nyata sekali bagiku, tetapi entah baginya. Kabar terakhir yang ku dengar, Natan telah berpacaran dengan seorang gadis. Lebih tepatnya, adik tingkat kami semasa SMA. Sedikit melegakan mengetahui bahwa aku kenal gadis itu. Cantik, pintar, dan ku akui ia lebih segala-galanya di banding aku. Natan beruntung sekali.
            Yang ku sadari kini, bahwa tak ada lagi air mata. Aku senang mendengar ia mendapatkan yang lebih baik dariku dan tentu lebih sanggup menuntun mimpi-mimpi besarnya. Hanya saja, terkadang masih ada pertanyaan mampir tanpa dapat ku cegah lebih dulu. Tentang keberadaanku di mata pria itu, atau tentang perasaannya yang sulit sekali ku tebak bagaimana dan seperti apa. Sejak dulu dan hingga kini, sama saja.




Banyak yang ku pikirkan setelah kau pergi
Setiap kesempatan yang datang
Semua pasti tentang dirimu
Aku ingin menghapusmu
Tapi juga masih ingin mengenangmu
Perasaan hati berkecamuk di dadaku

Hari ini, sama seperti kemarin dan esok
Aku hanyut bagaikan butiran debu

Aku coba membencimu
Kembali mengingat bahwa kita sudah saling berpisah
Kemudian hatiku hancur
Ketika mendapati aku sama sekali tak bisa melupakanmu,
Hari-hari berlalu seperti ini

Jika aku memiliki kesempatan untuk menghapus kenangan ini,
Apa yang harus ku lakukan?
Ketika aku membuka mata di pagi hari
Dan aku sudah melupakan semua tentangmu
Apakah aku bisa hidup dengan nyaman?

Kaulah orang itu,
Kaulah kebahagiaan itu,
Kaulah rasa sakit itu
Jika semua itu menghilang,
Ku pikir, aku juga akan menghilang





            Lirik lagu KyuHyun yang satu ini membuatku tersenyum. Cocok sekali. Dulu, Natan juga menyukai lagu ini. Sesuatu yang bagiku tak biasa. Sangat jarang ku jumpai pria penyuka musik Korea, dan aku bersyukur bahwa ia orangnya. Sejak pertama kami jumpa, sebelum mengucap sepatah kata, ada bisikan kecil di hatiku yang mengatakan bahwa suatu hari nanti, akan ada sesuatu di antara aku dan dia. Entahlah, seperti sesuatu yang tak dapat terbaca. Lagi-lagi, firasat itu nyata adanya. Satu tahun setelah pertemuan pertama, kami benar-benar terikat tanpa tau cara berpisah. Yah, walau pada akhirnya saling melepas juga.




Aku mencoba membencimu
Kembali mengingat bahwa kita sudah saling berpisah
Kemudian hatiku hancur
Ketika mendapati, aku sama sekali tak bisa melupakanmu
Hari-hari berlalu seperti ini

Apakah ada tempat untukku bersembunyi?
Bersembunyi dari semua kenangan ini

Semakin ku coba menghapusmu,
Semakin kau begitu berharga bagi hati ini
Aku terus saja mengingatmu
Bagaimana aku bisa melupakanmu?
Tidak masalah jika aku hidup hanya dengan setengah jiwaku
Meski aku harus hancur dalam air mata
Di tengah semua kenangan ini
Semua hariku…




            Jika aku merasa sakit, itu benar. Jika aku terluka, itu benar. Jika aku berdarah, itu pun benar. Ada begitu banyak kenangan, dan dari sekian banyak, hanya sedikit yang mampu ku hapus sedemikian halus. Perasaan ini, apa namanya?




Aku tak bisa mengingat orang lain,
Namun mengapa kau…?
Aku sudah tidak memiliki kenangan lain
Tidak masalah jika aku hidup hanya dengan setengah jiwaku
Meski aku harus hancur dalam air mata
Di tengah semua kenangan ini

Semua hariku, adalah tentangmu….


Palembang, 20 Mei 2015
Kenangan selalu berada di belakang,
Namun tetap membayangi masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Miskonsepsi Pernikahan Dini dan Menikah Muda

Miskonsepsi Pernikahan Dini & Menikah Muda Oleh: Siti Sonia Aseka Pernah salah sangka soal narasi nikah muda, nggak? Bertahun lalu, saya...