Tragedi
Rindu
(Siti Sonia Aseka)
Bukan tawa yang tiba-tiba,
bukan pula tangis tanpa muara.
Hanya
damai yang sama,
ketika kita pertama
jumpa,
melempar sapa,
lalu bahagia dengan cara yang sulit terbaca.
Senja tetap sama.
Meski kau pergi,
walau kau tak lagi disini.
Hanya kadang gaduh melanda,
bising di telinga,
ramai
di kepala.
Rindu itu mengetuk pintu,
kemudian duduk-duduk santai di kepalaku.
Menggoda hati yang pura-pura tak tau,
lalu membisu.
Ia
mungkin tau,
bahwa kumeragu.
Semua diam, bungkam.
Hingga waktu kelabu, menemaniku.
Memangsa setiap suka,
Tanpa sisa.
tanpa celah,
tanpa lawan, akhirnya.
Aku terdampar,
terlantar!
Di suatu tempat bernama hati.
Bernuansa luka.
Beraroma sepi, luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar