~
-Shania side-
Dulu, ku pikir semua pria adalah sama, hingga tak ada satu pun alasan bagiku untuk menyukai mereka.
Masalahnya sederhana: aku hanya tak ingin terluka.
Tapi pria ini berbeda.
Segala hal dalam dirinya, perlahan memaksaku membuka mata: tidak semua pria menyakiti wanita, lalu pergi tanpa mengobati luka yang telah mereka buat.
Kami tak pernah bertegur sapa, apalagi bicara untuk waktu yang lama.
Hanya sesekali saling menatap, lalu tersenyum dan bersikap biasa saja setelahnya.
Aku selalu suka melihat ia berjalan sendirian di tengah keramaian, atau ketika ia tersenyum pada orang-orang. Bagiku tak ada yang lebih indah selain rona merah di wajahnya.
Di titik itu, aku sadar telah menemukan satu lagi kebahagiaan: cinta.
~
-Nathan side-
Cukup dengan berpura-pura.
Aku mengaku telah jatuh cinta padanya, pada wanita itu.
Wanita berkacamata dengan lengkung indah ketika tersenyum, mempesona.
Padahal, apa bedanya ia dengan wanita yang lain?
Sekilas memang tampak sama saja.
Tetapi ada yang berbeda tiap kali aku menatapnya.
Aku suka mata itu.
Dalam, teduh, tenang, menghanyutkan.
Aku selalu betah menelusuri setiap isi di dalam bening bola matanya.
Ada saat ketika aku tak sadar menyunggingkan senyum ketika mengamatinya sibuk dengan buku bacaan.
Ia tampak istimewa. Entahlah.
Atau ketika ia tertawa bersama teman-temannya.
Ekspresi termanis yang belum pernah ku lihat sebelumnya.
Wanita ini..
Ceria, berkharisma, semua hal menarik ada dalam dirinya.
Tanpa alasan, aku memilihnya.
Dia.
Yang tampak berbeda, dan tanpa perlu berujar banyak, begitu indah dengan caranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar