Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Kunjungi laman Blogger Perempuan dan baca tulisan saya melalui link berikut

Minggu, 19 April 2015

Cerpen (Something)

 
"Kamu mengetuk pintu, lalu ku bukakan. Kamu meminta masuk, lalu ku izinkan. Kamu ingin menetap, lalu ku persilahkan. Namun, dengan syarat; jangan pernah pergi, meninggalkanku sendirian."

***


Shabila masih berkutat dengan tumpukan kertas, membuat penanya menari-nari lalu menghasilkan sebuah titik terang atas soal-soal matematika; yang sebenarnya merupakan pelajaran paling ia hindari.

Cappucino yang tadinya beruap banyak, kini hampir tak membumbung lagi. Dingin.

Satu jam tanpa terasa, terlewat begitu saja. Kaki Shabila sedikit bergetar ketika menyentuh permukaan lantai yang dinginnya tanpa basa basi. Mendengus, gadis itu meraih ponsel yang ia terlantarkan di atas ranjang.

Tepat seperti dugaannya, dan sama seperti biasa; nyata yang menyerangnya dengan kejutan, dengan senyum mengembang, dengan suka, sesuai harapnya.

***


Jatuh cinta senyatanya ialah; kebodohan, keegoisan, dan kebutaan yang dibungkus oleh kebahagiaan.

Rela menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan dia.

Rela menguras rasa demi cemburu terhadap siapapun yang dekat dengannya.

Serta, rela menutup mata atas segala kurangnya.

Cinta.



Tanpa sadar, dan tanpa aba-aba, terkadang hanya mampu memeluk dalam doa karena tak mampu merengkuh dalam nyata.

Atau,

Hanya berusaha untuk tidak menampakkan rasa, padahal sebenarnya meledak-ledak.

***

Ada yang mencintaimu, tanpa kau sadari karena terlalu sibuk mencintai yang lain.

Ada yang merindukanmu, tanpa kau sadari karena terlalu sering merindukan yang lain.

Ada yang memperjuangkanmu, sementara kau dengan kerasnya menuju yang lain.

Seklise itu, namun rumit pada nyatanya.

***

Ada yang berakhir karena masalah yang dapat diatasi.
Ada yang berakhir karena tamu tak diundang.
Ada yang berakhir karena perbedaan.
Ada yang berakhir karena kejenuhan.
Ada yang berakhir karena keegoisan.
Dan ada pula yang berakhir karena berpikir bahwa selesai adalah jalan satu-satunya.

Wajar.


Namun, sudah siapkah untuk menanggung luka?

***

Palembang, 10 Maret 2015.



"Memahami yang kau tuju, bukan perintah namun harusnya selalu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Miskonsepsi Pernikahan Dini dan Menikah Muda

Miskonsepsi Pernikahan Dini & Menikah Muda Oleh: Siti Sonia Aseka Pernah salah sangka soal narasi nikah muda, nggak? Bertahun lalu, saya...