Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Kunjungi laman Blogger Perempuan dan baca tulisan saya melalui link berikut

Minggu, 19 April 2015

Puisi (Takdir dan Kita)

 
Kamu tak seindah bunga kesturi.
Yang wanginya sebagian dari aroma syurgawi.
Kamu tak setampan Muhammad, yang senyumnya mampu meluruhkan hati berjuta umat.
Kamu pun tak setenang laut di kala surut gelombang.
Namun kamu hanyalah kamu.
Makhluk yang manis dalam sujudmu.
Makhluk yang lebih dari indah ketika terbasuh wudhu.
Dan makhluk Tuhan yang dapat menyelimuti hatiku dengan rindu.
Dapatkah kamu mendengar detak jantungku kala itu?
Bisakah kamu melihat semburat merah di wajahku?
Apakah kamu memandang senyumku yang malu-malu?
Cukuplah bagiku diam tanpa ragu mengenai rasaku padamu.
Tetap terjaga dalam zona yang tercipta di otakku, mengenai kamu yang tak pernah habis kukuh tetap di hatiku.
Aku nyaman dengan ini.
Dalam diamku yang betah dengan kata menunggu. Dalam senyumku yang kan terus menantimu.
Jika saat ini aku hanyalah aku, dan kamu hanyalah kamu. Maka suatu saat nanti, dua kata itu akan menjadi satu, yaitu kita dengan makna yang sama.
Maukah kamu berdiri di depanku dalam 5 waktu?
Memimpin ku ketika bersujud pada Tuhan?
Yang tangannya ku salami dengan penuh hikmat, yang wajahnya tenang dalam do'a-do'a yang melantun rapat.
Maukah kamu menjadi nahkoda kapalku?
Yang mengarahkan awaknya untuk tetap pada jalur yang benar, yang mengatur kapal dengan sepasti-pastinya?
Sungguh, hanya Tuhan yang tau. Dimana aku dan kamu akan berakhir tanpa berbatas khayal dan angan, namun berlabuh pada cinta yang semestinya.
Di bawah naungan kasih Yang Esa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Miskonsepsi Pernikahan Dini dan Menikah Muda

Miskonsepsi Pernikahan Dini & Menikah Muda Oleh: Siti Sonia Aseka Pernah salah sangka soal narasi nikah muda, nggak? Bertahun lalu, saya...