Masih tentang luka.
Bersama hujan di titik permulaan hari, kita bertemu lagi.
Entah bagaimana, cinta dapat membuat prosa paling indah, sekaligus paling tidak rasional untuk dibaca.
Mengatakan "Patah hati", padahal hati tak bertulang.
Sungguh pun, mengakulah; kalian orang yang sama, yang pernah menggunakan ungkapan itu. Terlampau tak dapat dihitung.
Tidak pernah ada yang nyaman dengan perasaan sakit. Satu orang pun, satu makhluk pun.
Namun, salahkah bila ku sarankan untuk menikmati luka, yang artinya juga ikut menikmati sakit?
Sekali lagi, itu hanya saranku.
Masalah utama dalam cinta adalah ketika luka hadir dan menguak air mata.
Dicampakan memang tak pernah menarik untuk dirasakan, tidak sama sekali.
Ketika yang kau yakini, ketika yang kau percaya, ketika yang kau jadikan tumpuan atas segala-galanya; suka dan duka, tak dapat menjaga segala yang telah kau beri, tersenyumlah. Katakan padanya, bahwa kau bisa. Dia bukan harta, apalagi dunia yang kau punya.
Menjadi jahat dimatanya bukanlah dosa. Kau tau, terkadang ada kesalahan yang harus dibalas dengan kekejaman serupa. Tak masalah.
Palembang, 9 Maret 2015.
Nikmatilah lukamu, lalu siapkan hati untuk seseorang yang baru, yang memahamimu, dan yang selalu ada kala kau butuh.
"Untuk seorang teman yang sedang patah hatinya, yang sedang terpuruk jiwanya, dan yang sedang dijatuhkan oleh cinta. Ingatlah, segalanya akan baik-baik saja, asal kau percaya." :)
Bersama hujan di titik permulaan hari, kita bertemu lagi.
Entah bagaimana, cinta dapat membuat prosa paling indah, sekaligus paling tidak rasional untuk dibaca.
Mengatakan "Patah hati", padahal hati tak bertulang.
Sungguh pun, mengakulah; kalian orang yang sama, yang pernah menggunakan ungkapan itu. Terlampau tak dapat dihitung.
Tidak pernah ada yang nyaman dengan perasaan sakit. Satu orang pun, satu makhluk pun.
Namun, salahkah bila ku sarankan untuk menikmati luka, yang artinya juga ikut menikmati sakit?
Sekali lagi, itu hanya saranku.
Masalah utama dalam cinta adalah ketika luka hadir dan menguak air mata.
Dicampakan memang tak pernah menarik untuk dirasakan, tidak sama sekali.
Ketika yang kau yakini, ketika yang kau percaya, ketika yang kau jadikan tumpuan atas segala-galanya; suka dan duka, tak dapat menjaga segala yang telah kau beri, tersenyumlah. Katakan padanya, bahwa kau bisa. Dia bukan harta, apalagi dunia yang kau punya.
Menjadi jahat dimatanya bukanlah dosa. Kau tau, terkadang ada kesalahan yang harus dibalas dengan kekejaman serupa. Tak masalah.
Palembang, 9 Maret 2015.
Nikmatilah lukamu, lalu siapkan hati untuk seseorang yang baru, yang memahamimu, dan yang selalu ada kala kau butuh.
"Untuk seorang teman yang sedang patah hatinya, yang sedang terpuruk jiwanya, dan yang sedang dijatuhkan oleh cinta. Ingatlah, segalanya akan baik-baik saja, asal kau percaya." :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar